Sumber : Ate Malem
Judul : PRITA KEMAL GANI DAN MIMPI BESAR UNTUK PUBLIC RELATIONS
Tanggal : 27 November 2015
Penulis : Rere
Link : http://atemalem.com/prita-kemal-gani-dan-mimpi-besar-untuk-public-relation/
Sederhana.
Itu kata pertama yang tercetus dalam pikiran saya waktu pertama kali melihat Prita Kemal Gani. Perempuan 54 tahun ini mengenakan beberapa perhiasan di tangan dan telinga, meski begitu auranya tetap memancarkan satu kata. Sederhana.
Saya dan beberapa teman malam itu diundang untuk bertemu langsung dengan Prita, demikian ia mengenalkan dirinya, pendiri London School of Public Relations Jakarta. Malam itu Prita datang belakangan, setelah lebih dulu mengantarkan anaknya ke area permainan. “Maaf terlambat ya, Rasyha tadi ikut, jadi saya antar main dulu,” katanya sambil menyalami kami satu-persatu.
Meski beberapa kali sempat melihat Prita di beberapa acara resmi, saya belum pernah punya kesempatan untuk ngobrol langsung. Malam itu, kepada kami, Prita menceritakan mimpi dan harapannya untuk dunia Public Relation di Indonesia.
“Saya ingin lulusan PR Indonesia siap pakai, tidak cuma teori, tapi juga tau prakteknya. Saya ingin kita semua siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.”
Kesungguhan Prita ditunjukkannya dengan berkecimpung langsung di dunia Public Relation, tidak hanya dengan mendirikan sekolah yang melahirkan lulusan berkualitas baik, tapi juga dengan berkecimpung langsung di ASEAN Public Relation Network (APRN). Kerja kerasnya membuahkan hasil, ASEAN PEOPLES AWARD (APA) di KTT ASEAN 2015 yang akan diadakan di Kuala Lumpur 20-21 November 2015 lalu, mendapuk Prita sebagai salah satu penerima awardnya.
ASEAN PEOPLES AWARD (APA), 20-21 November 2015
“Saya dapat grant US$ 10.000. Dananya bisa dipakai untuk terus mengembangan public relation,” katanya menjelaskan.
Seberapa bergengsi APA itu?
Penghargaan Apa diberikan kepada 1 individu/organisasi yang telah secara nyata terbukti memberikan kontribusi terbaiknya dalam membantu pembentukan Masyarakat ASEAN. Penerimanya bukan asal tunjuk, tetapi terpilih melalui seleksi oleh Panitia Seleksi Nasional yang dikoordinir Sekretariat Nasional ASEAN, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, dan Kementerian Luar Negeri yang beranggotakan wakil Kementerian/Lembaga/Organisasi terkait.
Sejak seleksi diumumkan ke masyarakat pada Mei 2015, Panitia telah menerima 31 (tiga puluh satu) calon yang mendaftarkan diri. Setelah dilakukan serangkaian kegiatan seleksi, tanggal 15 Oktober 2015, Panitia Seleksi Nasional memutuskan ASEAN Public Relation Network (APRN), di bawah pimpinan Prita Kemal Gani LSPR, Ketua APRN sebagai pemenang penerima APA mewakili Indonesia.
Penghargaan ini adalah prestasi terbaru yang diraih oleh Prita. Sebelumnya, ibu tiga anak ini sudah menerima beberapa penghargaan lainnya seperti, Penghargaan Best Practices di PR dan Komunikasi Profesi dari Institute of Public Relations Malaysia (IPRM) tahun 2005, PERHUMAS Achievement Award 2006 (Education Category) di 2006, dan Outstanding Award 2009 dari Pengusaha Asia Pasifik Entrepreneur Award 2009. Dari media, Prita pernah juga meraih Inspiration Award (Kantor Berita Rakyat Merdeka Online 2012).
“Saya suka bekerja dari rumah.”
Apapun ceritanya, Prita tetaplah seorang Ibu. Keputusannya untuk mengembangkan public relation di Indonesia punya konsekuensi, salah satunya adalah waktu. Meskipun sibuk, Prita mengusahakan sebisa mungkin waktunya banyak dihabiskan di rumah bersama keluarga.
“Perempuan jarang mencapai puncak di dunia public relation. Setelah umurnya bertambah, ada anak-anak, beberapa mulai membatasi diri, tidak bisa seratus persen. Padahal secara keilmuan mereka luar biasa.”
Sambil mengunyah roti cane di Penang Bistro Restaurant kemarin, Prita mengenang masa lalunya memilih public relation sebagai jalan hidup. Prita yang menamatkan sekolahnya dari SMA di SMA PSKD 1, Jakarta memilih melanjutkan studinya ke Akademi Perhotelan Trisakti. Lulus pada 1984, Prita sempat mengikuti job training di Hotel Hilton dan ditempatkan di bidang public relations. Sejak saat ini, public relation sukses mengambil hatinya, Sebegitu besar cintanya, sampai memutuskan menempuh pendidikan public relations jauh-jauh ke London City College of Management Studies, London. Masih belum puas, Prita kembali meneruskan pendidikannya di International Academy of Management and Economic, Manila.
Setelah bekal ilmu dirasa cukup, Prita kembali dan memulai karir profesionalnya sebagai public relation di Clarck Hatch International. Saat itulah ia kemudian berpikir untuk mendirikan kursus mengenai public relation.
Bermula dari 12 pengajar dan 30 mahasiswa di ruangan seluas 12 meter persegi di gedung WTC, Jalan Sudirman, Jakarta, London School of Public Relations, yang berdiri sejak 1 Juli 1992, bermutasi jadi sebuah perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan program sarjana ilmu komunikasi dengan belasan ribu lulusan dan sekitar 5000 mahasiswa aktif. Saat ini LSPR memiliki enam konsentrasi studi pilihan yaitu, Public Relations, International Relations, Marketing, Mass Communication, Visual Design Communication & Advertising dan Performing Arts Communication. Pada program pasca sarjana, ada empat konsentrasi studi yang bisa dipilih yaitu Corporate Communication, Marketing Communication, International Relations Communication dan Mass Media Management.
Apakah Prita sudah selesai?
Ternyata belum.
Saat ini LSPR Jakarta, bersama Prita, masih terus mengembangkan dirinya. Selain kampus baru yang sedang dibangun di daerah Bekasi, LSPR rencananya akan berganti nama menjadi London School of Public Relations ASEAN. Masyarakat Ekonomi Asean yang menjelang di depan mata membuat Prita semakin bersemangat menciptakan lulusan-lulusan berkualitas.
“Tidak perlu takut akan MEA, praktisi dari Indonesia itu luar biasa berkualitas kok. Hanya saja kebiasaan yang sudah mengakar membuat kita malu dan segan menunjukkan kemampuan.”
Terimakasih kesempatan bincang-bincangnya, Mba Prita. Semoga bisa berjumpa lagi di kesempatan berikutnya.
Leave A Comment