Sumber : PR INDONESIA MAGAZINE
Judul : Penjurian ICON PR INDONESIA
Tanggal : 20 Maret 2016
Penulis : Ratna Kartika
Link : http://www.prindonesiamagz.com/read/20160320/203/penjurian-icon-pr-indonesia
Pemilihan ICON PR INDONESIA memasuki babak baru, babak penjurian. Terpilih enam peserta yang berkesempatan mengikuti sesi wawancara.
Bertempat di Gedung World Trade Center I, Jakarta, Selasa (15/3), tiga dewan juri melakukan sesi tanya jawab kepada peserta yang telah lolos babak seleksi administratif. Para penilai terdiri dari pendiri The London School of Public Relations (LSPR) Prita Kemal Gani selaku ketua juri, General Manager Corporate Affairs Nusantara Infrastructure Deden Rochmawaty, dan VP Communications & CSR BNI Harriny Yulianti.
Sosok PR seperti apa yang sebenarnya mereka cari? Menurut Prita, sosok PR yang layak menyandang status sebagai ikon adalah dia yang memiliki paket komplit. Antara lain, pengetahuan, cara menyampaikan atau presentasi hingga cara bersikap. “Kemahiran dalam PR itu penting, tapi artikulasi dalam PR juga tidak kalah penting,” katanya seraya menambahkan, “Mereka diharapkan menjadi penerus generasi PR selanjutnya,” imbuhnya.
Sementara Yanti, begitu Harriny akrab disapa, mengaku mencari sosok PR yang memiliki visi tajam dalam mempiarkan Indonesia sebagaimana aspirasi Presiden RI Joko Widodo kepada insan humas. “Bagaimana ia mampu menyeimbangkanangle berita negatif menjadi positif,” ujarnya seraya memberi bocoran jika ia sudah menemukan sosok yang dicari di antara para peserta.
Bagi Deden, sosok PR yang diidolakannya adalah dia yang dapat membawa nama baik tidak hanya perusahaan tapi karakter seorang PR. “PR tidak harus selalu cantik dari segi penampilan, tapi juga dari cara dia bertutur, open minded dalam berpikir, memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi, dan percaya diri,” katanya.
The 1st ICON PR INDONESIA adalah ajang pemilihan duta PR yang diadakan oleh Majalah PR INDONESIA. Selama setahun ke depan, dia tak hanya bertugas sebagai duta majalah yang Maret 2016 genap berusia setahun ini, tapi juga mengampanyekan eksistensi strategis profesi PR bagi pembangunan reputasi korporasi, lembaga negara, dan bangsa.(Ratna Kartika/PR Indonesia)
Leave A Comment